Masa pandemi yang belum juga pulih, menjadi masa yang kian beralih. Beralih profesi, beralih usaha, beralih hobi sebagai dalih tuk rutinitas.
Banyak perubahan di masa pandemi melanda, perubahan drastis dan dramatis segala bidang serta karier yang seakan terseret kejamnya situasi.
Mencari solusi jalan terbaik untuk mencari pundi pemasukkan tuk menyambung kehidupan. Tak sampai di situ, banyak sekali lapangan pekerjaan yang kian menyempit, pengusaha kian terjepit, akibat Wabah COVID yang menghimpit.
Bertani, beternak, berwirausaha lah jalan terbanyak yang ditempuh masyarakat, terutama masyarakat pesisir kota dan desa, yang di mana dalam menunjang aktivitas ekonomi jangan sampai memburuk dengan bertani serta berwirausaha.
Di masa pandemi juga perlahan melahirkan kembali sebuah kegiatan serta tradisi yang lama tak terusik. bertani, berternak maupun menghadirkan kembali permainan tradisional lama yang kian tertinggal seperti Pentas Layang-layang, pertunjukkan serta Pentas kesenian daerah pesisir desa.
Salah satu kegiatan yang umum dilakukan selama masa pandemi ialah hobi bercocok tanam, banyak orang bahkan beralih profesi menjadi petani demi menambah pemasukkan tanmabahan di masa pandemi.
Hobi sekaligus berwirausaha di era pandemi. Ya, banyak sekali yang menggeluti-Nya. Sebagai contoh adalah bercocok tanam. Hobi yang mudah dilakukan. Apalagi ditimpah dengan trend tanaman hias seperti Aglonema, Janda Bolong dengan harga fantastis.
Di lain sisi, trend tanaman hias dengan harga fantastis sebenarnya sudah ada sejak lama, bisa kita lihat pada kilas balik ke belakang, trend tanaman hias yang menjadi trendsetter saat itu ada tanaman Gelombang Cinta atau Anthurium dengan harga fantastis saat itu.
Trend tanaman hias dengan harga fantastis dapat kita ambil pelajaran dari sebuah trend 'Batu Cincin' yang juga menjadi sorotan beberapa tahun kebelakang, mengingat harganya yang juga bisa begitu sangat mahal. Akan tetapi itu semua tentu menjadi pertimbangan utama dari sebuah Hobi maupun Investasi, karena sifat serta nilai jualnya yang cenderung fluktuatif atau bahkan manipulatif.
Berbalik ke masa sekarang, tanaman jenis Calladium atau Keladi yang dahulu juga sempat menjadi sorotan.
Kini, walaupun harga Calladium tak se-fantastis harga tanaman Janda Bolong. Keladi atau Calladium (tanaman jenis Lompong) mulai digemari kembali. Dikarenakan spesiesnya yang mulai langka dan orang cenderung mulai mendalami hobi bercocok tanam.
Untuk harga tanaman hias jenis keladi pun sangat bervariatif tergantung jenis serta keunikannya, mulai dari rentang harga 10 ribu sampai ratusan ribu untuk Calladium jenis standard. Bahkan untuk Calladium langka dengan corak yang unik bisa sampai jutaan rupiah.
Selain dapat dijadikan koleksi, Calladium juga bermanfaat sebagai untuk mempercantik ruangan serta taman karena banyaknya corak dan motif yang bervariasi menjadi daya tarik tersendiri.
Share jika Artikel ini bermanfaat, salam Sosial Tapakjurnal.